MES Surakarta Bahas Strategi Lima Tahun ke Depan dalam Rapat Kerja Pengurus Daerah Periode 2024-2029

Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) Surakarta mengadakan Rapat Kerja Pengurus Daerah periode 2024-2029 di Hall BPRS Dana Amanah, Laweyan, Surakarta

Pengurus Daerah Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) Surakarta menyelenggarakan Rapat Kerja untuk menyusun arah kebijakan dan program kerja periode 2024–2029. Agenda ini digelar pada Sabtu, 12 April 2025, bertempat di Hall BPRS Dana Amanah, Laweyan, Surakarta.

Acara tersebut diikuti sekitar 50 anggota pengurus yang terbagi dalam lima bidang strategis: Organisasi, Usaha, Keuangan, Pemberdayaan Umat dan ZISWAF, serta Komunikasi, Literasi, dan Transformasi Digital.

Ketua MES Surakarta periode 2024–2029, Dr. Ibrahim Fatwa Wijaya, menyampaikan bahwa tema besar yang menjadi panduan kerja ke depan adalah “Akselerasi Ekonomi Syariah melalui Penguatan Industri Halal, UMKM, dan Generasi Muda.”

“Generasi muda adalah aset penting dalam pembangunan SDM nasional. Kami ingin mempercepat laju ekonomi syariah dan menjadikan Indonesia sebagai pusat ekonomi syariah global,” ujarnya dalam kesempatan tersebut.

Tema tersebut juga selaras dengan kebijakan nasional dalam RPJMN yang menekankan pada penguatan sektor industri halal, sistem keuangan syariah, optimalisasi zakat dan wakaf, serta pengembangan UMKM.

Dalam sesi pemaparan program, Bidang Organisasi menitikberatkan pada upaya kaderisasi pemimpin muda yang memiliki karakter kuat dan kompetensi di bidang ekonomi syariah. Selain itu, penguatan jejaring antara mahasiswa, industri, dan tokoh masyarakat lokal turut menjadi prioritas.

Di sisi lain, Bidang Usaha mengembangkan strategi pemberdayaan sektor unggulan seperti makanan dan minuman halal, pariwisata syariah, fesyen muslim, hingga produk farmasi dan kosmetik halal. Upaya ini akan dilakukan melalui pelatihan, workshop tematik, peningkatan teknik pemasaran, serta fasilitasi sertifikasi halal untuk memperkuat kepercayaan konsumen.

Bidang Keuangan turut menargetkan pendampingan kepada UMKM agar memperoleh sertifikasi halal, guna menjamin kualitas produk dan mendukung penetrasi pasar hingga ke tingkat global, sejalan dengan slogan Kota Solo: “Solo Mendunia.”

Sementara itu, Bidang Pemberdayaan Umat dan ZISWAF akan mendorong lahirnya peraturan daerah terkait pengelolaan zakat dan wakaf, serta memperluas literasi di bidang tersebut melalui kolaborasi dengan akademisi dan program edukasi, seperti pengabdian masyarakat, kampanye ke kampus, serta kompetisi edukatif.

Tantangan dalam hal literasi ekonomi syariah yang masih rendah, kurangnya pemanfaatan teknologi digital, dan perlunya komunikasi yang lebih efektif, menjadi perhatian utama Bidang Komunikasi, Literasi, dan Transformasi Digital. Untuk itu, tiga pilar utama menjadi fokus kerja: penguatan komunikasi dan branding MES sebagai gerakan yang modern dan inklusif; peningkatan literasi ekonomi syariah; serta dorongan transformasi digital bagi UMKM dan komunitas ekonomi syariah.

Rapat Kerja tersebut turut dihadiri oleh Wakil Wali Kota Surakarta, Astrid Widayani, S.S., S.E., M.B.A., yang juga menjabat sebagai Ketua Dewan Pembina MES Surakarta. Dalam sambutannya, ia menegaskan pentingnya sinergi lintas sektor dalam pengembangan ekonomi syariah di Kota Bengawan.

“Sebagai kota budaya dengan semangat gotong royong yang kuat, Surakarta memiliki potensi besar untuk menjadi pionir dalam industri halal, keuangan syariah, hingga sektor kreatif yang berlandaskan nilai etis. Kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, akademisi, dan pelaku usaha dengan MES sebagai penggeraknya akan menjadi kunci keberhasilan,” tandasnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *